Kamis, 03 Juli 2008

Wawancara Gaji

Tips-tips ini didapat dari beberapa web yang gw rangkum dari sini, tapi maap Gan, gw lupa sumbernya. Tips-tips ini udh dipraktekkan dan 90% berhasil, maksudnya berhasil tentunya win-win solution, karena dalam nego gaji tdk ada yg menang dan kalah di dalam proses wawancara

Berapa Gaji yang anda minta?
Bila dalam wawancara, Anda ditanya berapa gaji yang anda inginkan, bagaimana cara menjawab pertanyaan itu dengan baik tanpa menimbulkan kesan bahwa Anda pencari gaji tinggi atau memberi kesan berapapun imbalan yang diberikan Anda mau.


Pada umumnya perusahaan sudah mempunyai rentang standar gaji untuk jabatan-jabatan yang ditawarkan. Bagi pelamar untuk posisi yang lebih tinggi dan langka biasanya memiliki kekuatan tawar menawar yang lebih tinggi. Jadi dalam menjawab pertanyaan tersebut anda harus memperoleh gambaran dulu imbalan total yang akan anda terima dalam setahun.

Imbalan total adalah gaji dan tunjangan lain yang diberikan termasuk insentif dan bonus. Selain itu perlu ditanyakan apakah imbalan yang ditawarkan itu termasuk PPH atau netto.

Dalam menjawab pertanyaan tersebut jawablah imbalan yang anda harapkan setahun. Berdasarkan harga pasar yang sesuai untuk jabatan tersebut serta nilai tambah yang anda miliki. Jawablah dengan diplomatis: " Saya berpendapat perusahaan ini pasti sudah mempunyai standar imbalan bagi jabatan ini. Berdasarkan pengalaman yang saya miliki dan kontribusi yang dapat saya berikan pada perusahaan ini, saya mengharapkan imbalan yang akan diberikan adalah minimal Rp. 9999999 /tahun ditambah fasilitas-fasilitas lain sesuai dengan peraturan perusahaan.

Negosiasi mengenai gaji pada saat ini tidak lagi dipandang tabu oleh sebagian besar perusahaan, namun anda diharapkan mengumpulkan informasi dulu agar dapat bernegosiasi dengan baik.

Nah, aturan umum menegosiasi gaji seperti gini: Jangan bicarakan gaji sampai kemudian Anda sudah mendapat kejelasan bahwa Anda-lah kandidat yg diharapkan (atau merupakan salah satu dari sedikit yg terpilih). Namun, memang sih aturan kayak gitu susah juga untuk dipatuhi. Upaya2 menghindar dari pertanyaan malah bisa-bisa berubah menjadi otot2an - yg tentu tidak Anda inginkan

Idealnya memang, pembicaraan terkait gaji baru bisa dilakukan jika pelamar kerja sudah tahu betul dia mau ditempatkan di posisi mana, dan apa saja tanggungjawabnya. Tapi sialnya, tak jarang employer merasa perlu menghemat waktu mereka dg melakukan penyaringan sejak dini.

Anda tentunya menginginkan gaji yg lebih besar ketimbang yg sudah Anda terima sekarang, itu udah jelas. Untuk itu, ketika ditanya tentang riwayat gaji, sebaiknya Anda benar-benar sudah tahu berapakah yg sebetulnya Anda sudah dapatkan sekarang. Saya pertegas lagi: Pastikan Anda tahu berapa banyak sih sebenarnya benefit yg Anda peroleh. Beneran, banyak orang yg ndak tau lho. Meskipun semua orang bisa nyebutkan dia dapat berapa per bulannya, tapi banyak yg lupa memperhitungkan penghasilan tahunan, termasuk juga kompensasi non-gaji seperti tunjangan kesehatan, bonus, bagi hasil, dana pensiun, training pengembangan diri, dan yg lainnya.

Padahal hal2 seperti itu aja sudah bisa nambah sampe 25 persen atau lebih dari gaji pokok Anda.
Pertanyaan terkait gaji ini memang terkesan seperti sebuah perangkap. Anda tentu ndak berharap permintaan gaji Anda dianggap terlalu tinggi atau terlalu rendah. Klo terlalu tinggi, kredibilitas Anda bisa rusak, kerja keras Anda sampai dg wawancara bisa dimentahkan. Sementara klo terlalu rendah, bukan cuma maksud untuk tingkatkan standar hidup terbatalkan, itu malah bisa jadi cerminan kurangnya rasa percaya diri, rendahnya self esteem dan ketidakmampuan untuk menilai harga kompetensi diri.
Nah, lantas gimana? Seperti yg saya sampaikan di awal, jangan berikan jawaban gamblang di awal. Anda harus membuat pelamar kerja melihat dulu performa Anda melalui tes wawancara, sehingga dia bisa melihat kelayakan “harga” Anda. Tujuannya adalah agar Anda bisa mengambil waktu sebanyak mungkin untuk membuat kesan sebaik yg Anda bisa berikan sebelum pembicaraan tentang gaji dimulai. Ini ndak ada beda dg salesperson yg sedang berusaha menjual produknya.

Harga baru biasanya akan disebut ketika seluruh fitur dan benefit dari produk telah tuntas dibicarakan. Membicarakan harga sebelum fitur dan benefit diungkap bukanlah cara menjual yg bagus. Sama, itu juga bukan cara menegosiasi gaji yg bagus. Anda harus presentasikan dulu keahlian dan wawasan Anda, serta bagaimana Anda bisa menguntungkan perusahaan sebelum bicarakan tentang gaji.

Setahu saya ndak ada kok kasus di mana pelamar kerja ditolak gara2 dia belum menyebutkan dg jelas berapa gaji yg dia minta di surat lamaran. Yg biasanya ada tu kasus pelamar ditolak gara2 sejak awal dia udah nyebutin permintaan gaji yg ndak cocok buat pemberi kerja.
Meskipun begitu, memang bisa jadi Anda akan menemui skenario ndak ideal. Ini adl kondisi di mana Anda sudah ditanya berapa gaji yg diminta sejak awal interview, sebelum Anda sempat meyakinkan pewawancara bhw Anda lah kandidat terbaik, atau sebelum Anda punya gambaran terkait tanggung jawab yg akan diemban di posisi yg Anda incar.

Nah, dalam skenario situasi semacam ini, hal terbaik yg bisa Anda lakukan adl memberikan respon pengalih pembicaraan untuk mengulur waktu. Mengapa? Sekali lagi, supaya Anda bisa mencari info terkait posisi yg Anda incar, dan supaya Anda miliki lebih banyak waktu utk menjual terlebih dahulu pengalaman dan kapabilitas Anda.

Berapa gaji Anda sekarang? Bagaimana riwayat gaji Anda?
“Saya bisa pahami bila Bapak ingin tahu tentang informasi tsb, dan tentu saja, saya amat tidak keberatan untuk menyampaikannya. Namun rasanya akan lebih nyaman bagi saya bila Bapak berkenan untuk memberi saya kesempatan utk terlebih dahulu menjelaskan bagaimana tanggungjawab dari posisi saya sekarang, dan setelah itu menanyakan kpd Bapak terkait bagaimana bentuk tanggungjawab dari posisi yg saya tuju di sini. Hal ini saya pikir bisa membantu untuk melihat apakah kedua posisi tersebut benar2 bisa dibandingkan dari segi salary dan benefit.”
Nah, lantas jika Anda merasa bener2 ndak bisa mengelak dari penyebutan angka? Silahkan ke halaman dua.
Berikut ini adalah opsi respon ketika Anda sudah tidak bisa mengelak dari penyebutan angka.

Opsi respon 1:
“Perusahaan saya yg sekarang menggaji saya ___ rupiah, yg masuk pada rentang atas tertinggi di perusahaan, yg mana ini menunjukkan tingkat kesuksesan yg telah saya raih di sana.”

Opsi respon 2:
“Meskipun gaji saya sekarang __ rupiah, yg mana itu lebih rendah ketimbang kebanyakan perusahaan biasa bayar untuk pekerjaan yg sama. Namun itu sebenarnya bukanlah merefleksikan kompetensi dan value saya. Itu sebenarnya adl karena perusahaan saya merupakan startup company / perusahaan baru. Sehingga standar gajinya memang masih rendah. Namun tetap saya masih mendapatkan kompensasi berupa bonus tahunan dan bagi hasil.”

Opsi respon 3:
“Base salary saya sekarang ___ rupiah, namun dengan uang lembur, uang makan, uang transportasi, tunjangan kesehatan, ansuransi dan bonus akhir tahun, maka benefit yg saya peroleh total sesungguhnya mencapai ___ rupiah.”
Nah, sekarang skenario kedua. Di sini kita asumsikan Anda telah berhasil lolos dari proses interview dan mulai masuk pada negosiasi gaji. Ini adalah kondisi paling ideal yg bisa Anda alami: pemberi kerja telah miliki gambaran terkait nilai kompetensi Anda, sementara Anda juga sudah ada gambaran apa yg diharapkan dari diri Anda bila bekerja nanti

Berapakah gaji Anda sekarang, dan berapa persentase kenaikan yg Anda harapkan?
Ingat, jangan bohong lho tentang berapa gaji Anda sekarang. Employer amat bisa jadi punya akses untuk memverifikasi informasi yg Anda berikan. Jujur aja, ndak papa. Yg penting Anda juga hitung segala bentuk benefit yg Anda peroleh.
“Gaji tahunan saya sekarang, termasuk bonus dan benefit, adalah ____ rupiah, dan saya bersedia untuk mendapatkan kenaikan sebesar 15 persen tiap tahunnya.”
Jangan lupa, model kenaikan bentuk prosentase semisal 15 persen ini biasanya berlaku untuk pergerakan karir yg lateral. Artinya, bila kasusnya adalah promosi jabatan, apalagi yg meliputi relokasi, maka hitungannya tentu akan berbeda.
Bagaimana bila Anda mendapat tawaran yg kurang memuaskan?
“Saya merasa bersemangat tentang pekerjaan dan peluang profesional yg ada. Namun terus terang saya kurang merasa puas dg tawaran yg Bapak berikan. Saat ini penghasilan saya ____ rupiah, yg meliputi ____, ____, ____, dan ____. Saya kira saya akan lebih cocok dengan kenaikan sebesar ___ persen dari salary saya sekarang.”

Lantas, batasnya sampai di mana?
Salah satu strategi terpenting dalam negosiasi gaji adalah tahu kapan saatnya berhenti. Ingat, tujuan Anda adl -mestinya- untuk mendapatkan pekerjaannya, bukan untuk memenangkan beberapa ratus ribu rupiah. Gunakan common sense Anda untuk menentukan kapan waktunya berhenti, berdasarkan riset pendahuluan dan interaksi dg employer.

Bila Anda sudah mengkompromikan pengharapan Anda sebaik yg Anda bisa, sementara employer sudah jelas2 ndak bisa lagi untuk menawarkan lebih, maka berarti sudah waktunya untuk berkata “terima kasih”, terima tawarannya, dan ambil pekerjaannya. Ingat lho, Anda akan bekerja dg mereka, dan mereka tentu ndak akan lupa bagaimana sikap Anda dalam tes wawancara dan penawaran gaji.
Jikapun Anda memang bermaksud menolak tawaran mereka, tentu itu adalah pilihan Anda, jika memang Anda merasa masih bisa meraih yg lebih baik di tempat lain. Toh ini bukan negosiasi satu arah; Sama seperti Anda yg sedang diwawancara, Anda sebenarnya juga sedang mewawancara perusahaan tempat Anda melamar.

Related Post :



0 comments:

R